7 Cara Penyelenggaraan Pelatihan Dengan Program Pencegahan Virus Corona

 

Para training provider harus mempersiapkan cara-cara khusus untuk menyelenggarakan pelatihan setelah virus corona mereda.

Corona virus memang virus yang sangat meresahkan karena penyebarannya yang cepat dan luas. Pada saat artikel ini dilengkapi (29032020), negara yang terjangkit mencapai ratusan negara. Indonesia sendiri adalah salah satu negara dengan penyebaran yang cepat. Walaupun pemerintah pusat dan pemerintah daerah sudah bahu membahu melaksanakan Program Pencegahan Penyebaran Virus Corona dengan 1155 Kasus, dimana 102 dinyatakan meninggal sementara 59 orang dinyatakan sembuh.

Kasus Covid19 terkonfirmasi Nasional 29 Maret 2020
Jumlah kasus COVID-19 Nasional 28 Maret 2020

Di sisi lain, social distancing dan issue lockdown sangat mempengaruhi ekonomi bangsa ini. Dampak ekonomi ini terkena juga di dunia pelatihan dan pengembangan diri. Banyak rekan penulis yang berprofesi sebagai trainer/instruktur mengeluhkan dampak corona ini pada “jadwal manggung” mereka.Ya, banyak seminar dan pelatihan yang ditunda. Termasuk beberapa jadwal peluncuran buku, seminar dan training yang penulis ikuti.

Area pembinaan K3 juga sama. Kegiatan lisensi dan kompetensi K3 jadi ditunda sampai batas waktu tertentu. Tapi, apakah lalu akan dibatalkan semua, mengingat ada sisi undang undang dan peraturan juga yang harus dilengkapi oleh perusahaan?

Seperti semua badai, badai ini juga akan berlalu. Insya Allah juga termasuk  dengan badai Corona ini. Lalu, bagaimana jika Corona ini sudah mulai mereda dan perusahaan masih agak parno dengan penyebaran virus ini jika mereka mengirimkan pesertanya melakukan pelatihan?

Ini 7 Cara Yang Dapat Menjadi Solusi.

Tentang Corona

Corona ini adalah penyakit yang diakibatkan oleh pathogen. Patogen sendiri (menurut oshacademy) adalah organisme yang menyebabkan penyakit menular. Patogen juga dikenal sebagai agen infeksi dan kuman. Ketika patogen masuk dan menyerang inang, gejala mulai muncul. Inang adalah manusia yang dapat membawa patogen dan menjadi sakit.

Ada lima jenis patogen utama. Di tempat kerja, virus dan bakteri adalah penyebab paling umum penyakit. Virus adalah agen infeksius yang membutuhkan inang yang hidup untuk bereplikasi dan berkembang. Virus menyebabkan infeksi virus. Bakteri adalah organisme mikroskopis bersel tunggal yang mendukung banyak bentuk kehidupan. Sebagian besar bakteri tidak berbahaya, tetapi ada beberapa yang dapat menyebabkan penyakit. Bakteri menyebabkan infeksi bakteri.

Contoh penyakit menular selain coronavirus yang disebabkan oleh pathogen adalah pilek, flu, norovirus,campak dan lain sebagainya.

Concern Perusahaan Kepada Corona Virus

Apa yang terjadi kemudian ? banyak orang menjadi panik, termasuk perusahan. Perusahaan tidak mau pekerjanya tertular virus menular ini. Apa yang terjadi selanjutnya adalah dikurangi bahkan dihentikannya pengambilan iisensi dan kompetensi K3 dari perusahaan perusahaan.

Orang jadi parno, perusahaan jadi parno, Bagaimana Safety training provider/ PJK3 mengembalikan kepercayaan ?

Semua akan ada akhirnya, termasuk juga dengan Corona ini.

“Tugas” Safety Training Provider Terhadap Penyebaran Virus Corona

Di salah satu meeting di awal penyebaran Corona di China, kolega saya di salah satu training provider, Capt. Djemy Bertanya: “Kenapa kita mesti khawatir? Bukankah kita sebagai health and safety training provider memimpin di depan agar orang aware dan terbebas dari penyebaran virus ini ?”.

Pertanyaan beliau relevan dan benar pada saat tersebut. Termasuk juga program-program risk management kepada pesertanya. Pemerintah juga melakukan banyak program pencegahan penyebaran virus tersebut. Sayangnya tidak semua mampu berbuat begitu dan begitu virus tersebut datang, “mengobrak-abrik” negara kita. pilihan yang terbaik adalah mengikuti arahan kesehatan dari pemerintah termasuk Social Distancing.

Lalu apa yang harus dilakukan para (safety) training provider pada saat virus ini mulai mereda nanti ?

Menjaga dan memastikan sekuat tenaga peserta pelatihannya aman dan tetap sehat

Notes: Untuk memudahkan ilustrasi dan menghindari permasalahan copyright kepada Saya pribadi maupun website Katigaku, Beberapa gambar dan video ilustrasi diambil dengan persetujuan dari Capt Djemy.

Cara penyelenggaran pelatihan K3 setelah wabah virus corona

Berikut adalah 7 Cara Penyelenggaraan Pelatihan K3 setelah Wabah Virus Corona

1. Memberikan Safety Induction

Ya, Safety Induction di dalam kelas adalah yang pertama. Safety Induction untuk kelas training antara lain harus mencakup informasi mengenai lokasi tempat makan, toilet, mushola, Emergency Response Plan Dan Emergency Evacuation Plan.

Class Safety Induction yang praktis, mudah dan sistematis sering penulis share dalam pelatihan trainer sertifikasi BNSP

Selain hal hal dasar seperti Emergency Evacuation Plan (apa yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran atau gempa) harus ditambahkan juga  info pencegahan penyebaran virus corona; Antara lain seperti mencuci tangan lebih sering, menjaga jarak, peraturan hygiene, dan sebagainya.

OSHA menambahkan sebagai berikut:

  • Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik. Ketika sabun dan air mengalir tidak tersedia, gunakan hand sanitizer berbasis alkohol dengan setidaknya 60% alkohol. Selalu cuci tangan yang terlihat kotor.
  • Hindari menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang tidak dicuci.
  • Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit.

Memberikan Safety Induction tambahan bisa menginformasikan kepada peserta bahwa training provider ini concern kepada kesehatan peserta.

2. Menggunakan Desinfektan

Cairan Desinfektan ini bisa disemprotkan ke tubuh peserta setiap memasuki kelas atau setiap habis dari toilet/ lokasi makan.

Cairan Desinfektan ini membantu menghilangkan virus, bakteri/kuman di permukaan tubuh / pakaian. Untuk Menyemprot calon peserta, Bisa menggunakan campuran alcohol dan dimasukkan ke dalam semprotan tanaman

Selain peserta, kantor/ruang kerja, kelas training, peralatan dan perlengkapan pelatihan / training juga harus lebih sering dibersihkan dengan desinfektan dan alkohol.

Penyemprotan desinfektan bisa lebih meyakinkan perusahaan yang akan mengirimkan pesertanya ke training provider tersebut.

3. Menggunakan Thermogun

Ya, Thermogun (thermometer infra merah non sentuh)  harganya mahal sekali. Pada saat artikel ini ditulis, harganya mencapai 3-7 Juta rupiah.

Harga thermogun di marketplace

Alat ini dipakai untuk mengukur suhu tubuh, sebagai bagian dari program pencegahan penyebaran virus corona. Petugas biasanya akan mengarahkan termometer ke kening orang yang akan diukur suhunya.

Sinar laser merah membantu petugas mengarahkan bagian yang ingin diukur. Suhu badan kemudian akan ditampilkan di layar di bagian belakang. Pengukuran suhu itu ternyata menggunakan sinar inframerah (infrared/IR).

Mari kita bahas sedikit apa itu termometer inframerah.

Seperti namanya, termometer inframerah, atau biasa disebut termometer tembak, adalah sejenis pengukur suhu berbentuk mirip gagang pistol, yang bisa mendeteksi temperatur sebuah objek.

Alih-alih termometer konvensional yang menggunakan medium cairan (alkohol/raksa) atau sensor, termometer infrared bisa mendeteksi suhu sebuah benda dengan hanya membidikkannya ke objek yang bersangkutan.

Hanya saja, tingkat akurasi alat memang tergantung jarak antara termometer dan objek. Artinya, lebih dekat sang alat dengan permukaan objek, maka semakin akurat pula hasilnya.

Selain itu, pemindaian suhu dengan termometer tembak juga lebih cepat dibanding termometer konvensional, di mana perangkat infrared itu bisa mendeteksi suhu dalam hitungan detik.

Jika Perusahaan / Trainernya memiiki SOP: Jika suhu Calon Peserta di atas 37,5 C tidak boleh masuk dan mengikuti pelatihan; Pastikan SOP tersebut sudah dikomunikasikan kepada klien sebelumnya..

4. Menyediakan Hand Sanitizer

Ah, Hand Sanitizer, favorit semua orang. Saat artikel ini ditulis, harga Hand Sanitizer bervariasi mulai dari 150-350ribu per jerigen kecil.

Hand Sanitizer ini biasanya mengandungi bahan aktif ethanol/ alcohol/etil alcohol dengan kadar 70%. Alkohol ini dianggap mampu membunuh virus,bakteri dan kuman.

hand sanitizer murah, hand sanitizer tempel,hand sanitizer gratis
Hand sanitizer dipasang di ruangan training

Pastikan peserta menggunakan hand sanitizer setelah makan siang, dari toilet ataupun dari luar ruangan.

5. Membagikan Masker

Masker, barang yang dianggap remeh dan sepele kini menjadi sebuah barang langka. Pada saat artikel ini ditulis harganya mencapai 300 ribu per box isi 50 buah. Itu juga mungkin anda tidak dapat yang memiliki merk terkenal melainkan buatan industry kecil.

Penggunaan Masker ini ampuh karena mencegah virus corona yang penyebarannya bisa melalui droplets yang terjadi pada seseorang batuk atau bersin (Sumber: CDC).

Pembagian masker,masker gratis kepada peserta-transafe
Ilustrasi peserta training menggunakan masker

Ada 2 jenis masker yang umum di Indonesia.

Masker Wajah adalah masker yang pas dan sekali pakai yang menciptakan penghalang fisik antara mulut dan hidung pemakai dan kontaminan potensial di lingkungan terdekat. Ini sering disebut sebagai masker wajah, meskipun tidak semua masker wajah diatur sebagai masker bedah. Perhatikan bahwa tepi masker tidak dirancang untuk membentuk segel di sekitar hidung dan mulut. Biasanya terdiri dari 2 atau 3 lapis terbuat dari bahan untuk menyaring partikel virus, debu atau kotoran di udara.

Respirator N95 adalah alat pelindung pernafasan yang dirancang untuk mencapai kesesuaian wajah yang sangat dekat dan penyaringan partikel udara yang sangat efisien. Perhatikan bahwa ujung-ujung respirator dirancang untuk membentuk segel di sekitar hidung dan mulut. Respirator N95 bedah biasanya digunakan dalam pengaturan layanan kesehatan dan merupakan subset dari Respirator Penutup Filter N95 (FFR), yang sering disebut sebagai N95.

Pastikan peserta pelatihan menggunakan masker dengan baik dan benar sesuai prosedur.

 6. Menggunakan Air Purifier/Penjernih Udara

Sebelum kita bicara mengenai Air Purifier, mari kita mengenal dulu Perbedaan bakteri dan Virus. Dikutip Dari Hellosehat,

Bakteri adalah mikroba yang termasuk keluarga Prokaryotes. Bakteri memiliki dinding sel yang tipis tapi keras, dan membran yang seperti karet melindungi cairan di dalam sel tersebut. Bakteri dapat berkembang biak sendiri, yaitu dengan cara pembelahan. Hasil penelitian fosil-fosil menyatakan bahwa bakteri sudah ada sejak 3,5 miliar tahun yang lalu.

Bakteri dapat hidup di berbagai keadaan lingkungan, termasuk lingkungan-lingkungan yang ekstrem, seperti lingkungan yang sangat panas atau sangat dingin, di lingkungan yang mengandung radioaktif, dan di dalam tubuh manusia.

Sedangkan Virus adalah mikroba yang tidak bisa hidup tanpa menempel pada inangnya. Virus baru bisa berkembang biak bila menempel dengan makhluk hidup lain. Ukuran virus juga jauh lebih kecil daripada bakteri. Setiap virus memiliki material genetik, antara RNA atau DNA. Biasanya, virus akan menempel di suatu sel dan mengambil alih sel tersebut untuk mengembangbiakkan virus-virus lain sampai akhirnya sel tersebut mati. Atau pada kasus lain, virus mengubah sel normal menjadi sel yang berbahaya untuk kesehatan.

Berbanding terbalik dengan bakteri, sebagian besar virus menyebabkan penyakit. Virus juga “pemilih”, alias menyerang sel tertentu secara spesifik. Misalnya, virus-virus tertentu menyerang sel pada pankreas, sistem pernapasan, dan darah. Pada kasus tertentu, virus juga menyerang bakteri.

Ya, Virus, bakteri dan kuman ada di udara. Bahkan ditengarai, COVID 19 ini bisa menjadi airborne (Disebarkan melalui udara)*. Ada begitu banyak penyakit yang tersebar lewat udara. Entah itu penyakit ringan atau berat, tetap saja semuanya berpotensi mengganggu kesehatan. Air purifier yang baik membantu peserta training terhindar dari itu semua. Karena bukan hanya debu saja, bakteri dan kuman juga bisa disaring oleh air purifier.

Retroscreen Virology ( UK ) telah melakukan penelitian dengan menggunakan metode test. Penelitian dilakukan dengan memasukan virus dalam kotak dan dihitung penurunan jumlah aktivitas virus setelah digunakan air purifier.

Cara kerja air purifier cukup sederhana. Begitu dinyalakan, udara di dalam ruangan akan tersedot dengan bantuan kipas dan ditangkap oleh filter yang terletak di bagian belakang air purifier. Kemudian, udara tersebut disaring melalui filter dan akan disalurkan kembali lewat penyalur yang berada di depan. Udara yang dikeluarkan tentunya sudah menjadi segar dan bebas polusi karena debu, kuman, bakteri, partikel di dalam udara sudah disaring terlebih dahulu. Efektivitas kemampuannya untuk membersihkan udara bisa mencapai hingga 95 persen.

Pastikan Air Purifier dipilih dengan benar, dinyalakan beberapa saat sebelum peserta datang agar maksimal dalam menyaring virus dan bakteri di udara.

7. Memberikan Jarak Aman

WHO Menganjurkan jarak aman adalah 3 feet atau sekitar 1 meter; Sedangkan CDC Menganjurkan jarak aman adalah 6 feet atau sekitar 1,8 meter. Apapun standar yang Anda ambil, peserta harus memiliki jarak yang cukup aman dan nyaman di dalam kelas.

Lagi pula, peserta training kan bukan sardine yang bisa ditumpuk dalam jarak dekat dan berdempetan. Selain harus diperhatian jarak aman, jarak nyaman (termasuk ergonomic) juga harus diperhatikan oleh safety training provider.

Dengan Peserta yang memiliki jarak aman dan jarak nyaman, Pengurus perusahaan pasti akan dengan lebih mudah dan cepat kembali mengirimkan karyawannya.

Nah Itu tadi 7 Tips agar kepercayaan calon peserta training kembali setelah badai virus corona. Saya percaya kalau banyak Lembaga Pelatihan,Konsultan training dan Safety Training Provider / PJK3 yang memberikan pelayanan ini kepada pesertanya, kepercayaan untuk melakukan pelatihan dan sertifikasi akan lebih mudah untuk meningkat kembali.

Semoga Sukses untuk Kita Semua.

 

Luki Tantra

Trainer Sertifikasi BNSP I Asesor LSP Transafe

Baca Tulisan Saya Yang lain Di Sini

Source

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama