Komisi Informasi Minta Clearview AI Hapus Wajah Orang Kanada Karena Dianggap Ilegal

Dianggap Ilegal, Komisi Informasi Minta Clearview AI Hapus Wajah Orang Kanada





Komisi Informasi Kanada (OPC) bersitegang dengan Clearview AI, aplikasi asal Amerika yang mengumpulkan wajah orang-orang dari seluruh dunia yang tersebar di berbagai akun media sosial, lalu menjualnya ke lembaga penegak hukum.

ICO yang telah menghabiskan waktu selama setahun untuk menyelidiki perangkat lunak itu, memutuskan bahwa yang dilakukan Clearview AI adalah tindakan ilegal karena melanggar aturan terkait privasi dan data. Itu sebabnya, ICO meminta perusahaan itu berhenti beroperasi di Kanada dan menghapus dataset wajah orang Kanada dari database mereka.  

“Apa yang dilakukan Clearview adalah pengawasan massal, dan itu ilegal. Ini sama sekali tidak bisa diterima,” kata Komisioner ICO Daniel Therrien pada konferensi pers, Rabu (3 Februari 2021) waktu setempat seperti dilaporkan New York Times.

Keputusan itu merujuk kepada aturan Undang-undang privasi di Kanada yang mewajibkan agar pengumpul data mendapatkan persetujuan dari pemilik data sebelum menggunakan data pribadi mereka.

"Kami menemukan Clearview terlibat dalam pengumpulan, penggunaan, dan pengungkapan informasi pribadi melalui pengembangan dan penyediaan aplikasi pengenalan wajahnya, tanpa persetujuan yang diperlukan,” kata Komisi Informasi dalam laporan hasil penyelidikan yang dirilis pada 2 Februari lalu.

Clearview sendiri bersikukuh tidak melanggar aturan. Sebab, data yang dikumpulkan berasal dari media sosial yang notabenenya bisa diakses siapa saja sehingga tidak perlu persetujuan pemilik data. Namun, ICO mengatakan, meski pun data dikumpulkan dari sumber yang tersedia untuk umum, ada aturan pengecualiannya, yakni tergantung tujuan penggunaan datanya.

“Informasi yang dikumpulkan dari situs publik, seperti media sosial atau profil profesional dan kemudian digunakan untuk tujuan yang tidak terkait, tidak termasuk dalam pengecualian ’tersedia untuk umum’” kata Komisi Informasi Kanada dalam laporannya.

Laporan New York Times menyebutkan Clearview AI mengumpulkan lebih dari tiga miliar foto dari jaringan media sosial dan situs publik lainnya untuk membangun aplikasi pengenalan wajah yang sekarang digunakan oleh lebih dari 2.400 lembaga penegak hukum di Amerika Serikat. Selain itu, aplikasi ini diam-diam telah digunakan di 27 negara. (Lihat: Wah, Pengenal Wajah Clearview Diam-diam Dipakai di 27 Negara).

Pengguna Clearview AI adalah penegak hukum dan organisasi swasta yang ditujukan untuk mengidentifikasi individu. Saat petugas menjalankan penelusuran, aplikasi itu menyediakan tautan ke situs web tempat wajah orang tersebut muncul.

Di Kanada, menurut ICO, aplikasi itu telah digunakan oleh puluhan lembaga penegak hukum dan sejumlah organisasi, termasuk National Royal Canadian Mounted Police.

Komisi mengatakan bahwa meski dipakai untuk tujuan penegakan hukum, tetapi tujuan sebenarnya dari pengumpulan data oleh Clearview adalah untuk komersial perusahaan dan bukan penegakan hukum.

Menurut Komisi, itu jelas menghina hak privasi individu di mana mendapati dirinya berada di bawah pengawasan massal oleh Clearview. Fakta bahwa data aplikasi itu digunakan penegak hukum, menurut ICO, telahh menempatkan semua masyarakat "secara terus-menerus di bawah pengawasan polisi."

Hal lain, menurut Daniel, pihaknya juga menemukan aplikasi itu terkadang bermasalah dalam hal akurasi. Ia mencontohkan, dalam beberapa kasus, aplikasi menghasilkan wajah yang mirip, tetapi sesungguhnya itu wajah orang lain. Jika itu diterapkan, bisa-bisa, si pemilik wajah yang mirip akan terkena jerat hukum untuk tuduhan yang sebenarnya bukan dia pelakunya. (Baca juga: Kisah Pria yang Menggugat Polisi karena Kesalahan Teknologi Pengenal Wajah Hampir Menghancurkan Hidupnya)

Parahnya lagi, "kecocokan palsu" itu lebih sering terjadi untuk orang Asia dan kulit hitam daripada orang kulit putih. Hal ini sudah lama disebut sebagai "bias pada teknologi pengenalan wajah."

Clearview AI sendiri tetap bersikukuh tidak bersalah, dan mengancam menggugat keputusan ICO itu ke pengadilan.

"Clearview AI hanya mengumpulkan informasi publik dari Internet yang secara eksplisit diizinkan," kata Doug Mitchell, pengacara Clearview AI, seperti dikutip dari New York Times.

“Clearview AI adalah mesin telusur yang mengumpulkan data publik seperti yang dilakukan oleh banyak perusahaan besar, termasuk Google, yang diizinkan beroperasi di Kanada.” tambahnya.

Clearview mengatakan telah berhenti beroperasi di Kanada pada Juli lalu, tetapi tidak berniat menghapus data orang Kanada dari basis datanya.

Perusahaan itu sebelumnya telah menghapus sebagian wajah orang setelah digugat lantaran  melanggar Undang-Undang Privasi Informasi Biometrik di negara bagian Illinois, Amerika Serikat. Undang-undang itu mewajibkan  perusahaan mendapatkan persetujuan sebelum menggunakan gambar wajah mereka.

Kepala eksekutif Clearview AI, Hoan Ton-That mengatakan penduduk Kanada bisa melalui proses permintaan itu jika ingin dihapus dari basis data Clearview.

Namun, Daniel tidak puas dengan keputusan Clearview dan memintanya menghapus tanpa perlu lewat mekanisme permohonan penghapusan dari pemilik wajah.

Hoan Ton-That pun mengatakan sangat ingin melawan temuan itu di pengadilan.

“Ini adalah masalah sederhana dari informasi publik dan siapa yang memiliki akses ke sana dan mengapa,” katanya.

“Kami tidak ingin dunia di mana hanya Google dan beberapa perusahaan teknologi lain yang mengakses informasi publik.” tambahnya. 

Post a Comment

أحدث أقدم